Gadis Harpa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Lailatul park___kana (Adventure) - Putri kabut_biru73 (Adventure)

* * *

Christopher dan Lucas adalah penjelajah dan petualang untuk mencari harta karun yang hilang. Setelah menuruni gunung, Christopher bersama Lucas berniat mendirikan kemah untuk beristirahat.

"Yakin di sini aman?"

"Iya, udah istirahat aja sana."

Di dalam tidurnya, Cristopher bertemu dengan seorang gadis cantik menggunakan gaun bangsawan zaman dulu.

Begitu anggun, dan berkharisma layaknya putri bangsawan. Gadis itu berdiri di atas sebuah panggung megah, tangannya yang lentik memainkan sebuah harpa.

"Cristopher, bangun!" Pemuda itu tersentak kaget, bangun dari tidurnya begitu Lucas meneriakinya.

"Jangan berteriak saat aku tidur!" kesal Cristopher karena mimpi indahnya diganggu.

"Kau bermimpi sesuatu? Saat tidur kau mengigau cantik, dan megah?" tanya Lucas.

Pemuda itu melotot kaget, tidak percaya bahwa dirinya bisa mengigau dalam tidur, segera dia menggeleng. "Bukan hal penting, jadi sampai mana titik portal itu. Kita harus segera kembali ke masa lalu sebelum negeri kita hancur, kita tidak punya waktu lagi untuk beristirahat," tanya Cristopher.

Sang manik zambrud itu tersenyum bangga, dia menunjuk ke arah telaga di dekat mereka. "Ini protalnya," ucapnya bangga.

Cristopher menyeringit tidak percaya, bagaimana bisa setelah dua hari mereka mencari portal dimensi di wilayah ini, pada kenyataanya portal itu tidak jauh dari tempat mereka tinggal sementara di abad 20.

"Apa kau yakin, kalau begitu untuk apa kita menjelajahi wilayah ini selama dua hari!" kesal Cristopher.

"Hey tenanglah, aku juga harus mempelajari cara kerja portal baru ini, portal ini akan terhubung saat bulan purnama muncul, hal itu membuka gerbang waktu, kita hanya perlu menunggu sebentar lagi," ucap Lucas sembari menunjuk ke arah bulan sabit saat ini.

"Sebentar lagi berarti," gumam Cristopher sembari melihat telaga ini, itu berarti mereka hanya memiliki sedikit waktu jika bulan purnama muncul, dia harus segera menceburkan diri ke telaga.

"Tapi sepertinya ada yang ku lupakan," ucap Lucas namun tak dipedulikan oleh Cristopher.

Tepat lima menit berselang pemuda manik coklat itu melihat bulan purnama yang sempurna dia mulai menceburkan diri ke telaga.

"Cristopher! Aku lupa mengatakan ini..."

Dalam air pemuda itu masih bisa mendengar samar suara Lucas, apa maksudnya?

"Jika posisi bulan purnama tidak tepat di atas telaga ini maka portal dimensi ini tidak akan tepat sasaran!" teriaknya.

"Apa! Lalu aku harus bagaimana!" batin Cristopher panik, apalagi ketika dia merasa badannya semakin ditarik ke bawah oleh sesuatu. 

"Tenang saja, kau hanya perlu mencari telaga lagi! Ingat pesanku, kita bertemu di perbatasan kerajaan!" Seakan tahu kekhawatiran Cristopher, Lucas memberikan petunjuk.

"Dasar kau Lucas!" batin Cristopher pasrah.

Dia seakan  terhisap ke bawah lumpur-lumpur basah, namun beberapa detik setelah dia membuka mata yang dia lihat adalah langit cerah, dan seekor burung melintas di kepalanya.

Burung?

Cristopher sadar akan satu hal, dia akan terjatuh!

Tak sempat mempersiapkan posisi pemuda itu berteriak nyaring saat gravitasi bumi semakin membawanya jatuh ke bawah, hingga dia sampai ke tanah, dengan menabrak seseorang.

"AH! Pinggangku serasa akan patah!" keluh Cristopher memegang pinggangnya.

"Ukh, kepalaku," rintihan suara perempuan terdengar.

Cristopher terdiam mematung, dia menatap ke depan mendapati seorang wanita dengan pakaian sama persis seperti mimpinya, benar-benar bukan mimpi lagi! Apa mimpinya menjadi kenyataan, atau itu memang sebuah petunjuk?

"Kau baik-baik saja Nona, maaf menabrakmu." Cristopher bangkit, mengulurkan tangannya pada gadis itu.

Gadis yang sejak tadi memegang kepalanya terdiam, dia memandang sosok penabraknya entah dari mana, sejenak dia terpanah dengan ketampanan pemuda itu, namun setelah itu dia sadar akan sesuatu.

Dia melihat ke kanan, dan menemukan alat musiknya sudah rusak senar-senarnya. "Hah! Harpaku!" paniknya memegang harpa itu.

"Oh maafkan aku Nona, sungguh aku tidak sengaja," ucap Cristopher merutuki kesalahannya, lebih tepatnya kesalahan Lucas.

"Bagaimana ini, sebentar lagi aku akan tampil untuk opera kerajaan, jika ayah tahu aku tidak bisa bermain, ayah akan menghukumku," paniknya bukan main.

"Opera," batin Cristopher.

Dia perpikir sejenak soal baju, ucapan, dan alat musik yang gadis itu pegang. "Apa aku malah terdampar di abad 16? Ini berarti aku tersasar di tanah eropa, tepat dimana seni opera, dan orkestra sedang berkembang, ini gawat," batinnya menganalisis.

"Aku akan bertanggung jawab Nona, apa anda tahu dimana aku bisa mendapatkan harpa seperti itu, aku akan membelinya." Pemuda itu bersyukur dia membawa emas, dan permata hasil pemburuan di abad 20 sebagai bekal.

"Ini harpa khusus, tidak ada yang menjualnya lagi," isaknya.

Cristopher ikut panik mendengar ucapan sang gadis. "Apa kau punya alternatif lain?" tanya Cristopher  penuh harap.

Gadis itu terdiam sejenak, rambutnya yang panjang dipegang sejenak. "Sebenarnya di gudang aku memiliki harpa yang sama, tapi tali senarnya kendor, dan aku  tidak bisa memperbaikinya, dan lagi apa masih ada waktu?" tanya nya.

"Aku bisa memperbaikinya, tenang saja!" Untuk sejenak Cristopher bersyukur menemukan cara untuk bertanggung jawab atas kesalahan dirinya, yang sebenarnya salah Lucas.

Dia sangat pandai memperbaiki alat musik selama alat musik itu benar-benar tidak rusak, atu hancur, dia bisa bertanggung jawab sebelum pulang ke abadnya.

"Kalau begitu kita harus cepat," ucap gadis itu berlari membawa harpanya yang sudah rusak.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro