Penyihir Terpilih

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Liana Varendra ami_lia (Fantasi) - Putri kabut_biru73 (Adventure)

* * *

Pagi hari di kota Wiz City. Seorang gadis berambut hijau terbangun saat matahari mulai naik ke permukaan. Ia bersemangat untuk berjualan kembali di Wiz Market. Kemarin ia mendapatkan untung cukup banyak dari hasil penjualannya berupa ramuan.

Di kota Wiz City, sejumlah ramuan dijual dengan harga murah sampai mahal tergantung khasiat, dan tingkat kesulitan dalam pembuatannya. Tidak semua ramuan bisa dibuat, terkadang bahan-bahan yang digunakan tumbuh, dan berkembang dalam jangka waktu yang berbeda.

"Pagi yang menyegarkan! Aku harus berangkat lebih dulu," ucap Emerald bersemangat.

Emerald, gadis berusia delapan belas tahun. Seorang yatim piatu yang tinggal sendiri, orang tuanya meninggal sekitar dua tahun lalu akibat serangan para iblis. Emerald ditawari untuk tinggal bersama nenek, dan kakeknya, tetapi ia menolak karena tidak ingin merepotkan.

Ketika Emerald berjalan menuju dapur, ia mendengar sesuatu dari halaman depan seperti seseorang tengah menyapu. Mata hijau Emerald membulat saat sebuah sapu entah milik siapa bergerak sendiri.

Sejenak Emerald terdiam. Meski di Wiz City adalah kota para penyihir, benda ajaib seperti sapu terbang adalah hal langka karena semua benda akan bergerak menggunakan mantra, atau ramuan.

"Suatu benda, atau barang tidak akan bisa bergerak sendiri kecuali menggunakan mantra, atau ramuan, tapi bagaimana bisa sapu itu bergerak sendiri?" Emerald terdiam.

Tanpa aba-aba sapu itu melayang menghampiri Emerald kemudian memberi isyarat agar Emerald duduk di atasnya. Namun, Emerald menggeleng sebagai penolakan. "Tunggu dulu, Sapu. Kau ini datang dari mana? Kota lain? Wiz City tidak mungkin menciptakan sapu terbang kalau bukan memiliki keperluan. Jadi, bagaimana bisa kau bergerak tanpa ada mantra, atau kau sudah sudah diberi ramuan?"

Sapu itu bergoyang-goyang seolah mengatakan 'tidak'. Tak lama, pada batang sapu terukir tulisan. Emerald membaca secara perlahan sembari memahami.

"Para penyihir terpilih memiliki sapu sendiri untuk dirinya. Kau adalah penyihir terpilih, Emerald. Suatu legenda, dan mitos bukan sekadar embusan angin. Jika kau percaya maka semua akan menjadi nyata. Tidak semua penyihir memiliki sapu, hanya orang terpilih saja yang akan mendapatkannya. Sapu merupakan teman bagi para penyihir dalam kehidupannya sebagai pelindung, dan pendukung."

Emerald mengernyit antara bingung, dan paham. Emerald pernah membaca sebuah legenda jikalau para penyihir memang memiliki sapu istimewa sebagai tunggangan, pelindung, dan keberuntungan. Namun, Emerald tidak begitu mempercayainya.

"Hei, Tuan Sapu. Tahu tidak? Legenda mengatakan kalau sapu dari penyihir terpilih digunakan untuk mengusir roh jahat? Jika sapunya terjatuh kemudian diambil akan membawa keberuntungan? Selain itu, aku dengar kalau sapunya diberdirikan setelah terbalik akan menikah?" Emerald tersenyum lebar. "Apakah itu benar?"

Tiba-tiba sapu itu tergelatak di tanah setelah sebelumnya melayang di udara. Emerald tertawa kecil seolah paham kalau sapu di hadapannya ingin membuktikan bahwa legenda mengenai sapu untuk penyihir terpilih adalah kebenaran.

"Ya, baiklah. Mari kita coba. Apakah nasib baik akan datang padaku setelah mengambilmu dari tanah, Tuan Sapu?"

Kini dengan penuh keyakinan, gadis itu memegangnya, setelah beberapa detik meyakini semuanya akan baik-baik saja Emerald mengangkat sapu itu.

Sejenak dia merasakan hawa di sekitatnya menjadi lebih sejuk, apa ini salah satu tanda dirinya akan mendapatkan keberuntungan?

Sapu yang ada di tangannya kembali bergerak, gadis itu mencoba memahami maksud benda mati yang hidup ini.

"Kau ingin aku menaikimu, Tuan Sapu?" tanya Emerald.

Sapu itu seakan mengiyakan pertanyaan pemilik rambut berwarna hijau itu, dia keluar dari gengaman gadis itu, kembali melayang tepat di depan Emerald.

"Baiklah, aku tidak pernah naik sapu terbang begini, jadi aku..." Emerald mencoba memposisikan tubuhnya ke samping saat mencoba sapu terbang itu.

Segera setelah tangannya memegang gagang kayu itu, sapu terbang melesat dengan cepat, tak memberikan gadis itu waktu untuk terkejut dengan mengengam semakin erat sapu terbang yang mulai berada di ketinggian tujuh meter itu.

"TUNGGU! KAU MAU MEMBAWAKU KE MANA!" Panik Emerald.

Sapu terbang itu melesat melewati bangunan di kota Wiz City, Emerald tidak tahu bagaimana cara membuat sapu terbang itu berhenti.

"Tapi, ini menyenangkan!" serunya sesaat menikmati angin yang kencang.

Sampai maniknya membulat melihat sesuatu di depannya. "Berhentilah, berhenti!" teriaknya.

Dalam seperkian detik, manik hijaunya beradu dengan manik merah delima seseorang di depannya, keduanya sama-sama berada di langit, dengan posisi sama-sama berada di sapu terbang.

"Apa kau terluka?" tanya gadis dihadapannya, mungkin usianya tak jauh berbeda dengan dirinya.

"Aku baik-baik saja," balas Emerald. Kini kedua sapu terbang itu secara bersamaan menurunkan ketinggian mereka hingga mencapai tanah.

Keduanya sama-sama bernapas lega hampir menabrak seseorang.

"Kau juga punya sapu terbang, apa kau penyihir tingkat tinggi?" tanya Emerald.

"Ah tidak kok, emm...Bagaimana mengatakannya, sapu terbang ini mengatakan bahwa aku adalah penyihir terpilih," ucapnya sedikit ragu.

"Kau serius? Aku juga!" tunjuk Emerald pada dirinya sendiri.

"Ah, sungguh. Ini kebetulan sekali, oh ya perkenalkan, namaku Ruby." Nama yang sesuai dengan warna matanya.

"Panggil aku Emerald." Gadis itu membalas ramah.

"Tapi apa ini bisa disebut suatu kebetulan?" tanya Ruby curiga.

"Aku rasa Tuan Sapu ingin kita bertemu, apa ini keberuntungan sesuai legenda?" tanya Emerald lagi.

Keduanya menatap pada sapu terbangnya masing-masing.

Sapu terbang Emerald bergerak, sesuatu tertulis kembali di sana. Gadis itu segera membacanya dengan sedikit keras.

"Selamat bertemu kalian para penyihir terpilih, saat dimana ada yang terpilih, itulah yang menjadikan kalian spesial, dan itu juga yang menjadikan kalian memiliki tanggung jawab."

"Tanggung jawab apa?" tanya Ruby.

Emerald kembali membaca tulisan kecil itu. "Dengan kekuatan spesial, kalian yang terpilih diberikan tanggung jawab untuk mengembalikan energi sapu terbang dahulu, sapu terbang yang kini terkunci penggunanya, membuat energi semakin melemah, dan mantra yang semakin terlupakan."

"Jadi ini yang menjadi alasan sapu terbang jarang digunakan penyihir!" monolog Ruby.

"Aku tidak mengerti, ini terlalu mendadak! Bagaimana kita bisa memahami semua ini begitu cepat? Beberapa menit lalu aku hanya ingin pergi ke Wiz market?" bingung Emerald.

"Inilah alasan kita yang terpilih," ucap Ruby yakin.

Emerald tidak langsung menjawab, dia tidak pernah berpikir akan memulai petualangan.

"Berikan aku waktu," lirihnya.

Ruby memasang wajah bingung, Emerald memandang sapu itu. "Di bagian mana keberuntungan itu?" batinnya.

Bom!

Suara ledakan terdengar, kedua gadis itu terkejut bukan main, arah dari pusat kota Wiz City.

Keduanya seperti sudah menyesuaikan diri dengan cepat, menaiki sapu terbang itu, Emerald sejenak goyang, namun berhasil menyeimbangkan diri, keduanya melihat dari atas.

Kekacauan terjadi di pusat kota, beberapa iblis mengeluarkan kekuatan hebat yang membuat gedung-gedung terbakar, mereka adalah iblis yang terlepas.

"Kau tahu, aku pernah membaca legenda, bahwa mantra akan begitu kuat, dengan adanya sapu terbang, topi kerucut spesial, dalam artian mantra sempurna," ucap Ruby.

"Para iblis seperti mereka akan sulit dikalahkan hanya sekedar mantra, atau ramuan biasa."

Emerald tidak mengerti dengan ucapan, dan kejadian saat ini, namun satu hal yang kini dirinya tahu.

"Ayo kita kembalikan energi sapu terbang yang terkunci, dan mengembalikan kedamaian Wiz City," ucapnya yakin.

"Nah bagus itu, sekarang ayo kita cari petunjuk ke dua!" semangat Ruby.

Keduanya terbang menjauh dari kawasan pusat kota Wiz City, hanya tentang waktu, dan petunjuk keduanya akan menemukan arti sejati kekuatan yang sebenarnya, juga tentang jati diri mereka sebagai seorang penyihir.

Mereka adalah para penyihir terpilih yang siap berpetualang menemukan petunjuk akan terkuncinya energi sapu terbang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro