Surat?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Zaskia Putri Zaskia_putri (Fantasi) - Liana Varendra ami_lia (Fantasi)

* * *

Saat Jane tiba di sekolah pagi itu, dia melihat seorang gadis berambut cokelat pendek meletakkan sesuatu ke kolong meja ketua kelas mereka. Gadis itu mengernyit samar, pasalnya gelagat orang yang dikenalnya sebagai wakil ketua kelas tersebut terlihat mencurigakan.

Angeline menoleh ke kanan-kiri, seolah memastikan bahwa tak ada yang melihatnya memasukkan secarik kertas ke bawah kolong meja ketua kelas. Agaknya teman sekelas Jane yang berambut pendek tersebut tak sadar bahwa seseorang sedang mengintip di jendela. Jane menyembunyikan sebagian besar tubuhnya di dinding, hanya sedikit bagian wajahnya yang mengawasi gelagat Angeline. Begitu Angeline keluar kelas dan berlari entah ke mana, Jane memasuki ruang tempat belajar yang masih kosong itu.

Dia tidak mau berburuk sangka, tetapi mengingat reputasi kedua penjabat kelas yang dikenal sering kali bersaing dalam segala hal di bidang akademik, Jane merasa perlu untuk mengecek benda yang diletakkan Angeline barusan. Gadis berambut pirang pendek itu membungkuk, tangannya masuk ke kolong meja. Dia bisa merasakan secarik kertas di sana. Jane mengeluarkan tangannya, ada selembar kertas putih yang terlipat dua di bagian tengah.

Pikirannya berkata bahwa itu surat dan Jane sudah berniat mengembalikannya kembali ke kolong meja tanpa maksud untuk kepo lebih jauh. Dia berniat untuk memperhatikan sang ketua kelas sampai dia mendapat surat tersebut, lalu mengamati reaksinya. Jika ada tanda-tanda bahwa surat itu berisi ujaran negatif, Jane sudah siap membantu kawan sekelasnya tersebut. Namun, belum sempat sang gadis mengembalikan kertas tadi ke bawah kolong meja. Lembar putih itu terbakar api dan hangus begitu saja. Secara ajaib.

Jane terkesiap. "Astaga! Kertasnya hilang!"

Setelah kertasnya hilang begitu saja terdapat butiran debu berwarna keemasan. Jane yakin kalau suratnya sudah dilumuri ramuan kemudian terdapat suatu mantra untuk melenyapkannya. Jane mengetahuinya sebab minggu lalu diajarkan cara menghilangkan suatu benda. Namun, cara memgembalikannya tidak ia ketahui.

Potongan kertas ternyata masih ada. Jane tersenyum tipis, ia masih memiliki kesempatan untuk melihat isi kertasnya. Selepas kelas, Jane akan pergi ke ruangan Miss Melida untuk bertanya cara mengembalikan kertasnya.

Ketika pelajaran telah usai, Jane mencoba bersikap normal dan tidak terburu-buru. Ia harap kalau teman-temannya tidak mengajak Jane menuju hutan untuk mencari partner.

Tadi saat pelajaran berlangsung, ternyata materinya adalah mengenai hewan peliharannya. Seluruh siswa wajib memiliki hewan peliharaan untuk membantu dalam keseharian. Entah itu sebagai teman atau pelindung dalam pertarungan.

"Bolos sehari bukan masalah sepertinya. Masih ada dua hari lagi mencari hewan peliharaan," ujar Jane sembari melangkah menuju ruangan Miss Melida.

Deardlous Academy adalah tempat Jane bersekolah. Semua siswa berasal dari ras yang berbeda seperti peri, kurcaci, penyihir, dan lainnya. Para siswa tinggal di asrama sekolah dan diperbolehkan pulang saat akhir tahun.

Jane termasuk siswa tahun pertama, pelajaran yang didapatkannya belum bisa menembus cara mengembalikan surat tadi seperti semula. Namun, sejumlah orang memiliki kemampuan spesial sehingga mudah belajar lebih cepat, contohnya Angeline.

Angeline memiliki panggilan 'Queen' sebab peraih nilai tertinggi yang selalu bersaing dengan Arzal, ketua kelas. Keduanya selalu bersaing dalam akademik maupun non-akademik. Maka dari itulah Jane merasa penasaran. Apakah Angeline berniat menjelek-jelekkan Arzal atau sebaliknya.

Jane pergi menuju ruangan Miss Melida. Ia sudah menjadi pelanggan tetap di sana sebab hobinya menciptakan berbagai macam ramuan. Bahkan terdengar rumor kalau Jane akan menjadi ketua dari ekstrakulikuler ramuan tahun depan.

Pintu cokelat besar dengan ukiran 'Miss Melida' siap ia buka. Jane masuk seperti biasa, seolah berada di rumah sendiri. Ia melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan Miss Melida.

"Oh, ayolah! Jangan katakan Miss Melida pergi mencari ramuan lagi!" Jane mengerucutkan bibirnya.

Miss Melida sering berkelana mencari berbagai macam ramuan. Kadang Jane harus sabar menunggu karena tidak bisa sembarangan mengambil ramuan atau bahan-bahan yang akan digunakan. Meski begitu, Jane tetap menyukai ekstrakulikuler ramuan.

Murid yang mengikuti ekstrakulikuler ramuan tidak sampai seratus, tetapi pembelajaran cukup ketat dan menyenangkan secara bersamaan. Tiap anggota harus menciptakan ramuan ajaib dari materi yang sudah diajarkan.

Jane merasa bosan. Tanpa menunggu Miss melida, ia berjalan menuju rak buku lantas mencari materi mengenai cara mengembalikan suatu benda. Rak buku di sini penuh oleh buku-buku ramuan dari berbagai wilayah. Bahkan bisa lebih lengkap dari perpustakaan.

Jane melihat buku berjudul 'Ramuan Terajaib' di salah satu rak kemudian mengambilnya. Ia membaca secara perlahan dan mengernyit. Sedetik setelahnya Jane berlari ke sana-sini mencari bahan.

"Oke. Pertama ada air mata kerang, daun maple, getah pohon Xaz, dan debu emas. Mari kita cari!"

Semangat Jane membara. Ia tahu kalau ruangan Miss Melida pasti memiliki semua bahan yang ia cari. Setelah tiga puluh menit berjalan ke sana-sini, ia berhasil mengumpulkan semua bahan

Jane kembali membaca mencampur semua bahan. Pertama-tama ia mencampur air mata kerang dengan getah pohon Xaz. Tak lama perubahan air menjadi hijau kehitaman terlihat. Jane segera memasukkan potongan daun maple hingga berubah menjadi lebih kental. Terlahir Jane menaburkan debu emas di atasnya kemudian kembali diaduk.

"Harus kuoleskan di atas potongan kertas?" Jane mengoleskan sedikit salep aneh buatannya ke atas kertas kosong kemudian meletakkan serpihan kertas milik Angelica.

Cahaya hitam kehijauan berpendar. Tak lama suara gebrakan pintu terdengar, tetapi Jane tidak tahu siapa yang masuk akibat cahaya tersebut. Setelah satu menit terlewat, suara seseorang terdengar oleh indra pendengarannya.

"Jane, kau menyukaiku?" tanya Arzal setelah melihat kertas milik Angelica telah kembali seperti semula dengan tulisan yang utuh.

Sementara itu, Jane tercengang. Ia ingin mengatakan tidak, tetapi suaranya tertahan di tenggorokan. Ternyata selama ini Angelica menyukai Arzal. Astaga! Tamat riwayatku!  batin Jane.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro