Trapped in the Past

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Icha iluvplumtea (Romance) - Lira Altair Liraaltair (Teenfiction)

* * *

Claire sudah bisa menduga bahwa akan ada masalah dalam perjalan waktunya. Bukannya mundur sepuluh tahun ke belakang, untuk mencegah versi mudanya melakukan sesuatu hal yang bodoh, ia malah terlempar ke abad 19. Di tempat yang hanya ia lihat dari buku sejarah. Peradaban Inggris Raya di era Ratu Victoria.

Claire sudah mengecek surat kabar.

Melakukan perjalanan waktu sudah sulit, sekarang Claire malah terjebak di masa lampau. Sungguh sial sekali nasibnya. Untuk bisa kembali ke masa depan, ia harus menunggu selama dua puluh empat jam. Hingga kekuatan Amulet terisi penuh kembali.

Sekarang ia sedang kebingungan. Pakaiannya sangat berbeda dengan apa yang dikenakan oleh penduduk lokal. Claire berusaha menutupinya dengan sehelai kain lusuh yang ia temukan di jalan, tetapi tetap saja akan membuatnya terlihat asing. Dan ia tidak membawa uang yang bisa ia gunakan di sini. Ia jadi tidak bisa ke mana-mana.

Claire bersembunyi di lorong yang terpencil agar tidak menarik perhatian. Bisa berbahaya jika ia sampai ditangkap polisi yang berpatroli.

Namun begitu, Claire tetap bersyukur bahwa ia masih di London. Bayangkan jika ia terlempar ke tempat yang sama sekali tidak ia kenal. Bukankah hal itu akan jauh lebih berbahaya.

Sedang sibuk memikirkan strategi untuk bisa bersembunyi di tempat yang lebih aman, tiba-tiba segerombolan orang berlari ke arahnya. Seorang remaja sedang dikejar-kejar oleh beberapa orang.

"Pencuri!"

Saat melewatinya, pemuda itu melemparkan kantong uang ke arah Claire.

"Komplotannya, tangkap!"

Panik Claire melemparkan kantong uang kemudian berlari, karena sekarang giliran ia yang dikejar. Tanpa melihat jalan, tanpa berhenti meski menyenggol pejalan kaki. Yang ada di pikirannya hanya melarikan diri.

Claire berbelok ke jalan utama; masih dikejar-kejar. Sungguh sangat amat sial. Padahal ia hanya ingin menyendiri sampai bisa pulang ke masanya. Sekarang malah mengalami hal seperti ini.

Claire menoleh ke belakang—kesalahan fatal karena ia jadi tidak bisa melihat sosok yang berdiri di hadapannya. Jarak polisi cukup jauh, tetapi tubuhnya tidak bisa dihentikan begitu saja ketika matanya melihat ia akan bertabrakan.

Bagai _slow motion,_ Claire bisa melihat raut wajah yang kaget saat melihatnya melesat bagai peluru. Kemudian tubrukan itu terjadi. Keras. Dan Claire membiarkan gravitasi menariknya jatuh.

Seumur hidupnya Claire tidak pernah melihat mata sebiru itu. Seperti birunya lautan. Dalam dan menyesatkan. Jantungnya berhenti berdetak sepersekian detik sebelum akhirnya bertalu-talu di dalam rongga dadanya.

Kabut cinta yang mengaburkan otaknya segera menghilang ketika ia didorong ke samping.

"Tangkap pencuri itu."

Claire mengumpat. "Aku bukan pencuri. Aku bahkan tidak mengenal pencuri tadi."

"Jangan bohong." Seorang petugas polisi menariknya berdiri, hendak memborgolnya.

Saat meronta, kain yang menutupi separuh tubuh Claire terjatuh. Orang-orang terkesiap. Bagaimana mungkin tidak, saat itu Claire mengenakan celana jeans robek-robek, sepatu boot hitam dan jaket kulit berwarna hitam. Rambut pirang panjangnya tergerai dengan liar.

Sebuah teriakan penuh kemarahan membuat Claire menoleh. Pria yang ditabraknya tadi terlihat sangat murka. Tangannya memegang sebuah violin yang patah.

"Kau!" Pria itu menunjuk Claire. "Beraninya kau merusak violin milik seorang anggota opera kerajaan, yang akan pentas malam ini untuk merayakan ulang tahun Yang Mulia Ratu."

Claire menelan ludah. Tidak perlu seorang jenius untuk mengatakan bahwa ia sedang dalam masalah besar.

"Maaf, tetapi aku tidak sengaja," kata Claire.

Pria itu memutar bola matanya. "Memangnya aku peduli? Yang terpenting sekarang adalah kau mengganti violinku yang rusak!"

Claire membulatkan matanya, tidak menyangka bahwa pria yang berada di hadapannya ini pemarah sekali.

"Tetapi bagaimana caranya? Maksudku, di mana aku harus membelinya?" Claire tampak gelisah. Dia tidak punya uang, jadi bagaimana bisa menggantikannya?

Terlalu sibuk berurusan dengan pria itu, Claire jadi lupa polisi yang tadi mengejarnya. Dia masih ada di sisinya, bahkan sekarang tampak hendak memarahinya.

"Lebih baik kau berada di kantor polisi dulu." Salah satu petugas polisi ingin memborgol tangannya.

Claire kembali memberontak, dia tidak mau berada di kantor polisi, itu akan membuat masalah semakin rumit. Dia ingin cepat-cepat kembali ke tahun di mana dia tinggal.

"Claire!" Suara yang amat Claire kenali terdengar dari sebelah kiri. Dia spontan menengok dan melihat kakak laki-lakinya berdiri di sana. Awalnya dia kaget karena kenapa bisa kakaknya berada di sana, tetapi itu tidak penting, yang utama adalah dia harus meminta pertolongan. Jadilah dengan buru-buru Claire berlari ke arahnya. Belum sempat dia bicara, kakaknya lebih dulu bertanya.

"Kamu sudah makan?" tanya kakaknya yang bernama Alvin.

"Eh?" Untuk sesaat Claire terdiam. Ucapan kakaknya menyadarkan sesuatu.

Dunia halusinasi, Claire sering terjebak pada dunia buatannya sendiri. Sering terperangkap hingga tak jarang mengabaikan kehidupan aslinya. Terkadang dia lupa bahwa hidupnya yang tampak seru dan menyenangkan itu hanya halusinasinya saja.

Kehidupan nyata tidak selalu baik, bahkan lebih banyak buruknya, maka dari itu Claire yang masih remaja membuat dunianya sendiri. Bermain-main di sana hingga tak sadar bahwa itu bukan kehidupan aslinya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro