Bab 19

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

::Ella dan Bayu::
Happy Reading :)

•••

"Maaf, harusnya gue bisa buat dia gak mengatakan hal ini ke elo dan ngebuat lo sedih gini," ucap Andreas yang baru saja datang dan segera mendekat ke arah Freya.

Freya tak menggubris ucapan Andreas. "Gav, gue harus gimana? Mungkin mama gue emang gak sepenuhnya sayang sama gue, tapi tetap aja dia yang udah ngerawat gue."

"Semua akan baik-baik aja," ucap Gavin mencoba memenangkan lalu mengajak Freya pergi dari tempat  itu.

"Apa lo masih belum sadar akan perasaan gue setelah ke jadian ini? Apa lo lupa perkataan gue sore itu, Frey?"

***

Dengan tubuh yang lelah Freya memrkirkan motornya di halaman rumah. Saat ia mencapai pintu rumah, tiba tiba mamanya keluar dari rumah dengan koper besar yang sedang di seretnya.

"Ma, mama mau kemana? Kenapa mama bawa koper sebesar ini?" Freya mulai mendekati mamanya dan menghapus air mata yang membasahi pipi sang mama.

"Maaf kan mama sayang, mama harus pergi. Kamu baik-baik di sini, jangan nakal ya. Mama sayang kamu," ucapanya sambil mengusap rambut Freya kemudian mengecupnya singkat.

"Ma, mama mau kemana? Di mana papa? Tunggu disini ya ma biar aku ngomong sama papa dulu," ujar Freya panik sambil berlari memasuki rumah sembari memanggil-mangil papanya.

Melihat itu, Ella —mama Freya— tersenyum tak menyangka putri kecilnya yang sering dia abaikan begitu perduli padanya. Setelah itu dia melanjutkan langkahnya pergi dengan menyeret koper besar yang dia bawa.

"Papa, Pahhh!" teriak Freya dengan kepanikan, apa lagi setelah mengingat apa yang dikatakan Windi siang tadi.

"Pa—" teriak Freya terhenti saat melihat papanya berada di ruang tengah dan di sana juga ada Windi dengan seorang wanita.

"Apakah ini seperti yang aku pikirkan," batin Freya tak percaya.

"Ada apa?" tanya Bayu Ardian Hermanto—papa Freya— dengan datar.

"Mereka kenapa ada di sini? Dan—dan kenapa mama pergi pa?"

"Biarkan saja wanita tak berguna itu pergi, Frey. Sekarang berkenelanlah dengan calon mama mu yang baru," ucap Bayu santai.

Freya mengalihkan pandangannya dari papanya pada Windi dan wanita yang ia yakini sebagai ibunya Windi. Windi terlihat tersenyum mengejek ke arah Freya.

"Apa papa bercanda? Gak aku gak mau mama baru, udah cukup bagiku memiliki mama Ella dan bunda Fiana pa!" teriak Freya lalu bergegas menuju kamar, kemudian meluapkan amarahnya pada pintu kamarnya.

"Ha—hallo Gav, hikss, gue butuh elo."

"Ada apa Frey, apa yang terjadi? Lo di mana?"

"Gue di rumah."

"Oke gue jemput elo, 5 menit lagi gue sampe sana."

"Hikss, nanti tunggu di luar, biar gue yang keluar."

Sambungan telpon diputus sepihak, setelah itu Freya segera mengganti bajunya dengan jeans dan kaos berwarna navy.

"Mau kemana, Frey?" tanya Bayu, tapi Freya tak perduli.

"Frey!"

"BUKAN URUSAN PAPA!!"

-TO BE CONTINUED-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro