Cinta Terbaik-Qieqiemahardika21

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Cinta Terbaik by Cassandra


Cinta Terbaik


"Host! Host! Host! Jerry!! Intan!! Tungguin! Gue capek," Naf memanggil Jerry dan Intan yang sudah berlari mendahuluinya. Naf masih mengatur nafasnya yang masih tersengkal.

"Capek neng?" Jerry bertanya pada Naf dengan nada mengejek.

"Jerry apaan si! Rese! Udah tahu gue ga jago lari, lo sama Intan malaj cepet banget larinya kayak lagi dikejar-kejar tantrip." Naf memanyunkan mulutnya sangat lucu sampai membuat Jerry dan Intan tertawa.

"Ih rese! Kenapa gue malah diketawain! Tahu gitu gue ogah ah diajakin jogging lagi." Jery masih tertawa, entah kenapa Naf selalu membuat Jerry ingin tertawa.

"Udah ah Jer, kasian tuh si Naf mukanya udah merah gitu."

"Lagian siapa coba yang kemaren ngajakin jogging?" Jery bertanya pada Naf.

"Gue hehehe, gue yang dodol berarti ya?" Naf tertawa yang diikuti oleh Jerry dan Intan yang ikut tertawa.

Naf melihat Jerry tertawa, Naf senang bisa membuat Jerry tertawa, Naf senang bisa membuat pangeran masa kecilnya bahagia.

Naf, Jery dan Intan bersahabat sejak kecil, mereka bertiga selalu bersama. Sejak kecil Naf menyukai Jerrry, sangat menyukai Jerry, sayangnya Naf terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya pada Jerry.

"Eh! Beli ice cream yok?" Jerry mengajak Naf dan Intan membeli ice cream, dan akhirnya mereka bertiga berjalan sambil bercanda menuju tempat penjualan ice cream.

"Yang vanilla buat Naf, strawberry buat Intan dan gue coklat," Jerry memberikan ice cream itu unutk Naf dan Intan setelah itu mereka duduk di bangku taman untuk memakan ice cream mereka.

Jerry duduk ditengah, Naf di samping kanan dan Intan di samping kiri Jerry. Mereka memakan ice cream dan bercanda bersama.

"Eh Ntan, ada ice cream di pipi lo," Jerry menyentuh pipi Intan, reflek Intan menatap mata Jerry. Mereka saling bertatapan cukup lama. Naf menyadari sesuatu, sesuatu yang mengganjal antara Jerry dan Intan, tapi Naf tidak mau menuduh mereka, karena mereka adalah sahabat.

"Ehemm!" Naf berdehem membuat Jerry dan Intan tersadar dari adegan sinetron yang mereka lakukan tadi.

"Makannya jangan belepotan kali Ntan."

"Eh iya Jer, makasih ya," mereka berdua terlihat salah tingkah.

Naf dengan sengaja menempelkan ice cream-nya di pipi dia ingin Jerry membersihkannya.

"Idih Naf! Bocah banget deh makan ice cream-nya belepotan gitu hahaha," bukannya membersihkan ice cream di pipi Naf, Jerry malah tertawa terpingkal-pingkal. Akhirnya Naf membersihkan ice cream itu sendiri.

"Eh! Mumupung libur panjang nih, movie marathon nyok, entar malem."

"Ayok! Ayok! Gue setuju, lo gimana Ntan?"

"Ide bagus, mau nonton dimana?"

"Di rumah Naf aja."

"Iya di rumah gue aja."

***

"Mau nonton film apaan nih?" Jerry sedang sibuk memilih film yang asik untuk mereka tonton.

"Drama korea dong!" Naf merengek pada Jerry yang langsung ditolak mentah-mentah.

Bukannya Jerry tidak suka drama korea, alasan utama Jerry adalah, dia tidak ingin menangis, karena setiap menonton drama korea Jerry pasti akan baper dan menangis.

"Terus mau nonton apa?" Intan yang sedang sibuk mengunyah popcorn bertanya kepada Jerry.

"Spiderman 3 aja ah," Jerry memutuskan untuk menonton Spiderman 3, yang disambut dengan helaan nafas berat dari Naf dan Intan.

"Satu minggu yang lalu bukannya kita udah nonton itu ya Jer? Terus kemaren juga abis ditayangin di Transtv," Naf mencoba protes pada Jerry yang tidak mendapat respon karna Jerry sudah duduk di tengah antara Naf dan Intan.

Akhirnya dengan berat hati Naf dan Intan menonton film pilihan Jerry, sampai akhirnya Naf merasa mengantuk. Naf menyenderkan kepalanya di bahu Jery, dan memejamkan matanya, rasanya sangat nyaman.

Disisi lain, Jerry tidak terlalu serius menonton spiderman 3, karena dia sudah hapal semua adegannyanya, karena dia terlalu sering menonton film itu. Ide movie marathon hanya akal-akalan Jerry saja agar dia bisa berlama-lama dengan gadis yang ia suka.

Intan terlihat sangat serius menonton film itu, padahal dia juga sudah pernah menontonnya berulang kali. Sebenarnya Intan hanya berpura-pura serius, dalam hati Intan merasakan sesuatu yang berbeda, jantungnya selalu berdegub dengan kencang saat bersama Jerry.

Naf sudah tertidur di bahu Jerry. Suasana sedikit awkward, sampai tiba-tiba tangan Jerry menggenggam tangan Intan, membuat Intan sedikit terkejut.

Intan menatap Jerry yang masih serius menonton film itu seperti tidak terjadi apa-apa dan Intan membiarkan semua itu terjadi.

***

"Intan?" Naf memanggil Intan yang sedang sibuk membolak-balikkan majalah terbaru yang Naf beli kemarin.

"Gue mau curhat nih."

"Tumben curhat izin dulu, biasanya langsung ngomong," Intan masih sibuk membaca majalah.

"Gue suka sama Jerry, Ntan," kalimat yang keluar dari mulut Naf membuat tangan Intan berhenti membuka halaman majalah yang sedang ia baca.

Ada perasaan aneh yang mengganjal dalam hati intan, seperti rasa marah dan tidak suka ada seseorang yang menyukai Jerry, cemburu ya, mungkin nama yang tepat untuk perasaan yang Intan rasakan.

"Sejak kapan?" Intan mencoba menahan perasaannya, dia tidak ingin Naf mengetahui perasaannya.

"Sejak kecil, lo inget ga dulu waktu kita main putri raja, gue jadi putrinya nah Jerry jadi pangerannya, sejak saat itu gue suka Jerry, bahkan gue sayang sama Jerry," dada Intan terasa sangat sesak mendengar cerita Naf.

Ternyata Naf lebih lama menyukai Jerry, Intan tidak ingin menyakiti Naf, tapi apa dia rela menyakiti hatinya sendiri

***

"Hai Jer?" Naf menyapa Jerry

"Hai Naf?"

"Mau kemana Jer?" Naf melihat Jerry sangat tampan menggunakan kemeja dan menggenggam satu buket bunga mawar merah. Dalam hati Naf bertanya-tanya untuk siapa bunga itu?

"Itu buat siapa Jer, bunganya?" karena tidak mendapat jawaban untuk pertanyaan pertama, akhirnya Naf bertanya lagi.

Jerry tersenyum dam mengambil satu tangkai mawar merah dengan tangan kananannya.

"Nih buat lo Naf, special buat sahabat terbaik gue."

Sahabat? Jerry hanya menganggap Naf sahabatnya tidak lebih.

"Thanks Jer, terus itu?" Naf menunjuk satu buket mawar merah yang masih Jerry genggam.

"Ini buat ..."

"Hai Naf? Jer? Kalian ngapaim deh di depan rumah gue?" suara Intan sedikit mengejutkan.

"Hai Ntan? For you." Jerry memberikan satu buket mawar merah yang sedari tadi ia genggam pada Intan. Intan tersenyum ceria melihat satu buket mawar merah itu.

"Waah! Kok lo tau gue suka banget mawar merah Jer? Thanks ya?"

Naf terpaku melihat adegan itu, dia menatap satu batang mawar merah di tangannya. Dia tahu saat ini hatinya hancur.

"Jerry! Gue sayang sama lo!" kata-kata itu keluar dari mulut Naf yang membuat Jerry menoleh kearah Naf.

"Gue juga sayang sama lo Naf."

"Tapi gue beda Jer! Gue sayang sama lo bukan sebagai sahabat, gue sayang sama lo sebagai cewek ke cowok." Naf menunduk menahan air matanya.

"Naf, sorry tapi gue ga bisa nerima lo, karena gue sayang Intan." Kalimat yang keluar dari mulut Jerry mengejutkan Intan dan Naf.

"Gue lebih nyaman kita jadi sahabat Naf, gue tau lo selalu ada buat gue, lo selalu buat gue ketawa, tapi hati gue malah jatuh ke Intan," Jerry menjelaskan semuanya pada Naf.

Air mata sudah membasahi pipi Naf, tapi Naf mencoba tetap tersenyum.

"Gue lega udah ngungkapin perasaan gue ke elo Jer, walaupun lo ga bisa bales perasaan gue, gue mau kita masih tetep jadi sahabat, walau bakal sulit buat gue ngelupain perasaan gue ke lo."

Jerry berjalan mendekat pada Naf, lalu Jerry menghapus air mata Naf.

"Iya Naf, kita masih jadi sahabat kok," Jerry tersenyum pada Naf.

"Ntan? Gue mohon bahagian Jerry buat gue ya?" Naf menatap Intan yang masih mematung.

"Pasti," hanya kata itu yang dapat Intan ucapkan.

Intan berjalan mendektai Jerry dan Naf, lalu Intan memeluk Naf, dan Intan menarik Jerry untuk ikut berpelukan.

"Walaupun dia ga bisa jadi milik gue, seengganya gue masih bisa liat dia bahagia, walaupun kebahagiaan dia ga ngelibatin gue di dalemnya, meski gue bukan yang pertama dihatinya tapi cinta gue terbaik buat dia," ucap Naf dalam hati, mereka bertiga berpelukan, mereka tidak ingin kehilangan satu sama lain.

Meski ku bukan yang pertama

Di hatimu tapi

Cintaku terbaik untukmu

Meski ku bukan kintang di langit

Tapi cintaku yang terbaik


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro